watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TEMAN KANTORKU TERNYATA

Jarum jam tanganku menunjuk ke angka 7
malam, tapi container belum juga selesai di
muat, hufh... sialan banget, kapan aku bisa
pulang on time, kalo jam segini belum juga
dimuat barangnya. Aku mengumpat dalam hati.
Beginilah nasibku yang masih tetap jadi
karyawan bagian export di perusahaan garment.
Jabatanku memang supervisor, tapi karena
jabatanku juga membuat jam kantorku tak
menentu. Aku melangkah ke gudang muat di
belakang, guna mengusir kepenatan. Maklumlah
kalau di pabrik garment karyawan 80%
perempuan muda lulusan sma, yahh lumayan
ada sebagian yang memiliki paras cantik asli
perempuan desa tanpa make up. Aku perhatikan
seseorang yang dari tadi selalu curi-curi pandang
ke arahku. Sosoknya lumayan cantik, dengan
ukuran dada yang lebih menonjol dari pada
teman-temannya seusianya yang kurang lebih
20-21 th. Belakangan Ayu namanya. Aku
perhatikan saat aku sedang mengawasi
container, dia selalu curi-curi pandang ke arahku.
Aku memang pura-pura tidak tau walaupun dia
juga sebenarnya menarik perhatianku. Lebih dari
2 jam proses muat belum juga selesai, aku
melangkah ke kantor marketing. Aku temui Atin,
staf marketing yang bertanggung jawab
langsung atas pemuatan barangnya. “ Tin,
kenapa lama sekali muatnya, sudah jam 9
malam. Kapan mau pulang alo jam segini belum
beres!!. “ maaf pak, tadi ada masalah carton jadi
agak lambat muatnya. Tenang deh pak pasti
beres” jawabnya. “ Beres-beres...dari tadi gitu
melulu, mana perut lapar” timpalku kemudian.” “
nih pak, ada biscuit lumayan buat ganjal perut
endutnya”, sambutnya sambil melirik genit.
Terpaksa aku sikat juga tuh biscuit, ludes. “ Tin
tolong awasin yah muatnya, aku mau pulang
capek, besok kamu laporan ke saya kalau ada
masalah” Baik boss..laksanakan.” itu jawabnya
dengan gaya seorang polwan.
Atin sosoknya memang biasa saja, badannya
yang cenderung padat, rambut pendek sebahu.
Hanya saja Dadanya begitu menantang, dan itu
yang menjadikanku betah kalau berhadapan
dengannya.
Tuuut.tuuutt.. Telpon mejaku berbunyi
membuyarkan konsentrasi kerjaku” Halo pak Aji,
ini Atin mau melaporkan tadi malam selesai jam
10, dan ada beberapa carton tidak bisa masuk
container pak, gak muat, gimana yah.”
ugh..masalah lagi gumanku, Oh please jangan
sekarang, dimejaku sudah menumpuk masalah
yang menunggu giliran aku selesaikan ”Ya udah
nanti jam 4 sore aku ke belakang” jawabku
singkat lalu “ Blak..” aku tutup gagang telepon
dengan keras. Jam 6 sore lewat selepas maghrib
aku baru ke gudang belakang menemui Atin “
Gimana caranya bisa gak masuk! Kan sudah
saya hitung, dan harusnya ada space kosong,
bukannya kurang kayak gitu” dengan nada keras
aku marahi beberapa staf di gudang. “ sekarang
kamu bikin laporan tertulis dan kasihkan ke
manajer saya” lalu aku masuk ke ruang
marketing dan duduk disana bermaksud
mendinginkan hati. “ Maaf ya pak, kami
membuat masalah lagi”.suara Atin memecahkan
keheningan. Aku memandangnya, aku
perhatikan dia dari ujung rambut sampai kaki,
hmm..tubuh yang padat berisi, “ Ya sudah,
bukan masalahku kok, tapi masalah pabrik,
makan yuuk sudah jam 7 nih..” Bapak bayarin
yah, lagi tanggal tua nih” Okelah aku yang
bayarin, karena kau yang ajak..
Aku pacu motorku ke warung lesehan kurang
lebih 3 km dari tempatku bekerja, aku pesan
soup kambing dan sate kambing, dia hanya
memesan nasi goreng , terserah lah
gumanku..toh aku yang lapar. Hanya butuh
waktu 15 menit untuk menghabiskan hidangan
didepanku. Selesai makan aku ajak ngobrol Atin,
hmm. Dari jarak dekat memang menarik dilihat,
sepertinya masih gadis. Aku memang tidak tau
banyak dan gak ada waktu untuk cari tau
pribadinya. “ Kamu tinggal dimana? “di kos dekat
pabrik pak, tuh disana” sambil menyebut alamat
kos dia..”oh..disana, kost sendiri? “ iyah Pak
habis suami jarang pulang pak, luar kota terus”
Damn..sudah menikah ternyata umpatku, aku
pikir masih gadis,” Sudah punya anak berapa?
Pancingku kemudian.” Satu mas, tapi di jawa
dengan nenek” hufh..sudah punya anak pula??
tapi tubuhnya masih sintal, padat dan entak
kenapa dia merubah panggilannya dengan
sebutan”mas”. “ohh. Hanya itu jawabku..” aku
tadinya tinggal di bogor, di rumah dengan adik
sepupu dan suamiku, tapi akrena suamiku
bagian proyek, sering ada proyek diluar kota,
jadi aku putuskan kost dekat pabrik, supaya gak
capek pulang pergi bogor” banyak kemudian
yang dia ceritakan ke padaku dan entah kenapa
disandarkan kepalanya di bahuku, aku perhatikan
air matanya mulai menetes dipipinya. Aku
merasa ada masalah yang ingin di utarakan tapi
tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Aku
beranikan memeleluk bahunya dari samping dan
mengusap air matanya yang menetes, dan
tanpa sadar mata kami beradu dekat sekali,
sampai terasa hembusan nafasnya. Aku hanya
memandang kosong entah apa artinya, dan
entah siapa yang memulai, sesaat kemudian
bibir kami bertemu, aku dapat rasakan gemetar
di bibirnya, lembut dan hangat. Atin hanya
melengkuh pelan “ uhm..mas..lalu aku beranikan
menghisap lembit bibir bawahnya, mmhm yang
membuat dia mengangkat dadanya, dan
ditekankan ke dadaku, ugh..sangat kenyal dan
terasa hangat. Kami baru tersadar bahwa kami
sedang ada di bilik rumah makan lesehan, dan
dibelakang kami ternyata beberapa karyawan
sedang memperhatikan kami dari tadi. “ udah
tin...aku tidak tau apa ini artinya, tapi aku hanya
bisa mengatakan aku merasakan kehangatan
kamu” Iyah mas, aku juga merasakan hal yang
sama, tapi aku gak berani berharap terlalu tinggi,
karena aku tau mas sudah berkeluarga “
jawabnya kemudian..aku hanya memberikan
senyuman kepadanya....
Aku bergegas bangkit dan menuju ke kasir,
untuk membayar makanan, aku lihat beberapa
mata melihatku dengan senyum-senyum penuh
arti...aku hanya cuek dan melangkah pergi
setelah urusanku dengan kasir selesai....
Besoknya aku dan Atin semakin dekat saja, di
sela-sela waktu kerja kami sempatkan selalu
menyapa dan bercanda lewat telpon. Tidak
seperti dulu, kaku dan seperti musuh saja.
“ Mas Aji makan siang dimana, bareng
yuk..Jumatan khan istirahatnya lama” sapa Atin
lewat telpon memaksaku mengentikan sejenak
konsentrasi kerjaku.” Makan di Rumah Makan
Solo kayaknya deh..tapi okey deh yuuk makan
bareng” lumayan ada waktu 2 jam untuk
melepaskan penat dengan Atin pikirku..
Tepat jam 11.30 Atin sudah menunggu di depan
pabrik,” makan dimana kita Tin..”
“Ehm... gimana kalo kita beli saja mas, lalu
makan di kosta ku”
wah...ada angin apa nih pikirku” Okeylah”, lalu
kupacu motorku ke RM.Padang langganan, beli 2
bungkus nasi dan segera melaju ke Kostan Atin.
Suasananya sepi karena sebagian besar yang
kost disana karyawan.
Sambil makan kami selingi dengan candaan
yang kadang mengarah, tapi kami tetap jaga
sikap karena belum lama dekat. “ mas malem
sabtu temani beli baju yah, Atin pengen jalan tapi
gak ada teman”..Boleh, selesai kerja aku anterin
kamu yah..” Okey deh “ sahut Atin sambil
mengecup pipiku,
Dengan alasan pekerjaan aku sms istriku bahwa
aku akan pulang malam. Dua jam lebih aku
temani Atin memilih-milih baju dan kahirnya
menemukan yang dicari, setelah selesai dibayar
aku kembali antar Atun ke kostnya.
“ Kenapa Atin?? kok sedih gitu, gak suka baju
yang sudah dibeli , atau sakit?” aku tempelkan
telapak tanganku di dahinya “ gak panas kok”
kataku kemudian..
“ gak ada apa-apa mas, hanya kangen pengen
pulang ke bogor saja..gak apa-apa
kok”..jawabnya pelan dengan mata berkaca-kaca
“ Atin ingin pulang ke bogor..Mau mas antar”
“gak usah lah mas, nanti gimana istri mas, nanti
dicariin loh?”
“Ya udah sebentar yah..” aku kemudian keluar
kostnya dan menelpon istriku
“ Mah...ada masalah pekerjaan nih, papa harus
keluar kota ke Pabrik patner, karena emreka
gagal penuhi proyek untuk ekspor sabtu besok,
gak papa yah, kemungkinan menginap”..
“ Okey deh pap, hati-hati diselesaikan..jangan
lupa makan malam yah” jawab istriku di ujung
telpon..
Aku kembali masuk ke kostan dan melihat Atin
yang masih terduduk diam. Aku duduk di
hadapannya dan kubelai rambut pendeknya.
“Atin, jangan sedih yah, ayuuk berkemas..mas
anterin kamu ke Bogor”
“bener mas..bisa anterin?” sahutnnya gembira
“iyah, ayuuk nanti kemalaman, lagian kayaknya
mau hujan tuh”
Segera dia memasukan beberapa baju ke tas
rangsel kecilnya” ayuk mas ..aku udah siap”
Lalu kupacu motor ku sekencang-kencangnya,
perjalanan Bekasi – Bogor yang biasanya 2 jam
aku tempuh cuman dalam 1 jam.
Sekitar jam 11 malam kami sampai di rumah
kecilnya di bogor tetangga kanan kiri rupanya
sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing..”
Mas.motornya dimasukan ke dalam saja, aku
mandu dulu yah” lalu dia berlalu ke kamar mandi
yang bisa diliat dari ruang tamu
Sementara aku duduk di ruang tamu setelah
memasukan Motorku ke ruang tamu.
“mas mau mandi juga gak..teriaknya dari dalam
kamar mandi”
“nanti lah Tin, masih dingin angin nih”
Selesai mandi, Atin keluar mengenakan daster
merah dan terlihat sangat sexy. Penisku
meregang melihat sosoknya dengan rambut
basah dan lampu ruangan yang temaram,
sungguh sangat menggugah hasrat sex ku ..
“mas mo nginep di sini saja khan? Sudah jam
segini, nih kalo mau mandi” Tia memerikan
handuk kepadaku
Aku hanya diam segera melangkah ke kamar
madi. Entah kenapa aku tak bisa berkata-kata di
depan Atin saat itu, entah karena pesonanya atau
karena hasrat sex ku yang sedang
membumbung tinggi.
Di kamar mandi aku sudah membayangkan
betapa malam ini akan emnjadi malam yang
indah berdua dengan Atin, dan peniskupun
sudah berdisi tegak, rupanya tak sabar menemui
teman barunya.
Usai mandi aku berjalan melewati kamar Atin
yang rupanya tidak ditutup pintunya, dan lampu
kamar yang sudah dimatikan, namin samar
tetap bisa kulihat tubuhnya yang tidur
tengkurap...hm..rupanya dia lelah setelah
seharian bekerja..gumanku.
Ku beranikan memasuki kamar dan bertanya
pelan “ Tin aku tidur dimana..” rumah itu
memang kecil dan hanya memiliki satu kamar
tidur, sedang di ruang tamu hanya ada sofa dan
satu kasur tikar di depan tivi. “ Tidur di sini saja
mas...” sambil tangannya menarik tanganku..
Dan reflek aku langsung mencium bibirnya
dengan lembut, Aku kulum dan aku hisap pelan
bibirnya' Uhmm...mass.....” hanya desahan
lembut yang kudengan dari mulutnya. Mulutku
semakin liar mecium bibirnya, ku julurkan
lidahku lebih dalam ke rongga mulutnya, lidahku
liar mencari lidah Ati, setelah kudapatkan, aku
hisap lembut lidahnya “ uhmm..uhmm..”
erangnya pelan karena mulutnya terlutup
bibirku..
Tanganku yang dari tadi membelai dan
meremas bongkahan pantatnya kini merambat
ke dada, mencari gundukan daging besar yang
selama ini hanya bisa ku pandangi dari luar
bajunya.” aach..mass..., lepaskan saja Bhnya”
pintanya..
Tanpa menunggu lagi aku lepas kaitan Bhnya,
dan sepasang payudara berukuran 36
terpampang di depan mataku. Dan segera
bibirku berpindah dari bibirnya turun menyusuri
leher lalu ke dadanya yang sangat padat... aku
jilat sekeliling dadanya dengan lembut dan
sesekali aku sedot pelan.. “ ach...mass...enak...
aku hisam putih susunya yang sudah mengeras.
Sementara tanganku yang satunya meremas
dadanya yang satunya dengan lembut..sungguh
dada yang lembut dan padat, sepertinya sangat
jarang di sentuh suaminya. Tidak sampai 10
menit, tubuhnya menegang kaku, lalu
mengejang dan mengerang keras'
eehhh...mas...aku dapat......aahhh.mas..aku
dapaatt....
tapi aku tidak pedulikan, dan tangaku langsung
me raba ke selangkangannya yang sudah
dibanjiri air kenikmatan...” ach...mas....enak
masa..” Kumainkan jemariku di itilnya yang
menonjol.. aku pilin-pilin pelan itilnya dengan
mulutku tetap menghisap-hisap putihnya. Tidak
sampai lima menit tubuhnya kembali mengejang
dan mulutnya mengerah
keras..”hhmmm....masa..aku dapat
lagi...mas...oh..mas....enak...”
Gampang sekali dia mendapatkan orgasme ,
gumanku dalam hati, baru aku ciumin putingnya
dan mainkan itilnya saja sudah mendapatkan
dua kali orgasme.
Mulutku tak sabar untuk segera mencium
memeknya yang sangat mengguda, dan aku
pindahkan posisiku menjadi 69, aku paksakan
mulutnya menghisap kontolku yang dari tadi
sudah meneteskan air rangsangan..dan aku jilat
memeknya, aku hisap itilnya lembut, dan aku
mainkan dengan lidahku.. terasa lembut dan
kenyal itilnya. Walaupun hanya samar aku bisa
lihat memeknya karena penerangan ruangan
yang sangat redup, tapi itu sudah sangat
membangkitkan gairahku.
“hmm....ttiin..” aku sesekali mengerang
menahan nikmatnya hisapan mulutnya ke
penisku, dalam posisi aku diatas seperti itu
penisku bebas menggantung ke bawah,
sehingga Atin dengan mudah menghisap
penisku sampai pangkalnya.”acchh..Atin
...enak banget”...
“hmmm...” hanya suara itu yang keluar dari
mulutnya yang penuh menghisap penisku..
Lidahku semakin intensif merangsak masuk ek
lubang memeknya, dan beberapa menit
kemudian tubuhnya mengejang, dan dia kembali
menggapai puncak kenikmatan..
“mas...sudah mas....cukup mas....” kepalaku di
dorong menjauh dari memeknya ..
Penisku yang dari tadi sudah mengeras
maksimal segera ku arahkan ke lubang
memeknya, aku gesek-gesekkan sebentar ke
bibir memeknya dan itilnya, Atin hanya
melengung panjang.” uuhhhh..masssss...”
Pelan-pelan aku masukan kepala penisku ke
dalam ememknya, terasa berdenyut-denyut
memeknya , mungkin sudah beberapa lama
memeknya tidak dimasuki penis... Aku tarik
keluar dan kembali aku dorong penisku masuk,
dan aku paksakan masuk sampai ke pangkalnya.
“ aachh....uhhh..ATin, memek kamu nikmat
banget”...
“iyah mas...udah setahun suamiku belum
menyentuhku”
Aku semakin memacu penisku, ku pompakan
keluar masuk memeknya, bunyi keciplakan
benturan penisku dengan dinding -dinding
memeknya terdengar keras, mengiringi
goyangan kami. Sementara mulutku terus aktif
menghisap putihnya, bergantian kiri dan kanan. “
aufhh..mas...aufh,...mas...“ehhmm...mas...aku
mau sampai lagi...” erangnya... dan aku lebih
mempercepat ritmi kocokan penisku ke dalam
ememknya, lima menit kemudian, dia
mengerang
keras...”aaahhhhhhhh..masssssss...aku
sampaaaaaii...”...
“iyah sayang...lepaskan, dan tuntaskan....”
jawabku....
“iyah mas.....iyah..” tubungnya menghentak-
gentak kasur yang telah basah oleh keringat
kami.
Aku miringkan tubuh Atin yang sudah terkulai
lemas menghadap ke kanan, kaki kanannya aku
biarkan luruh ke bawah, dan kaki kirinya aku
angkat ke atas, lalu aku masukan penisku
menyamping, dan ini rupanya memberikan
sensai beda buat Atin”
acchh...mas....nikmat...”ach...aku gak akan tahan
lama dengan gaya ini
mas..ach..ach..aah..”..mulut Atin terus
mendesah dan mengeang menahan nikmat di
memeknya...sementara aku terus mengocok
keluar masuk penisku dari samping, dan
memang dengan gaya ini penisku makin terasa
dijepit dinding memeknya yang terasa hangat
dan sangat menggigit..” “Atin, bentar lagi aku
keluar..mau dikeluarin dimana”...
“ Maunya dimana mas.... didalam juga gak apa-
apa, aku masih ada KB kok”..ahh..ahh...aakku
juga mmau dapat..., kita bareng mas”...”iyah
Tin...kita barengan..ach...Tin..AKu
keluar.....acchh....serr..ser...ser....terasa tiga kali
semburan spermaku saat menyembur di dalam
liang kenikmatan Atin, dan itu membuat Atin
kembali mendapatkan orgasmenya..” iyah
mas..aku juga dapaat..mass...achh.......achh...”
tubuhnya kembali mengejang.... mendapatkan
orgasmenya yang terakhir...
Aku biarkan penisku tertahan beberapa saat di
dalam memeknya, sambil merasakan sensasi
denyutan memeknya yang sedang berdenyut-
denyut pasca orgarme berulang-ulang yang dia
dapatkan...
Setelah beberapa saat tubuhku limbung dan
ambruk ke samping Atin, tak ada kata-kata yang
terucap dari mulutku, hanya senyuman kecil
penuh arti sebagai tanda aku sanagat menikmati
permainan nya...
Lalu kamipun terlelap berpelukan tanpa busana,
tak peduli keringat masih membasahi tubuh
kami di kamar kecil yang memang tidak ber AC,
hingga pagi menjelang...
Mataku masih terasa berat, pertempuran ranjang
semalam ternyata sangat menguras tenaga
hingga tak terasa sudah jam 7 pagi, tapi badanku
masih sangat lelah.. Aku memang bukan tipe
cowok petualang sex, tapi permainan semalam
memberikan kenangan tak terlupakan, dan
memang baru malam tadi aku melakukan
hubungan ranjang dengan wanita selain istriku...
Sementara Atin masih tertidur tengkurap tanpa
busana , selimut dan seprei berantakan tak
beraturan. Yah memang semalam kami main
tanpa penerangan lampu, hanya sedikit pantulan
cahaya dari ruang depan.. Baru aku sadari kalau
di tebok sebelah kananku terpajang foto Atin
dengan suaminya dalam busana pengantin. Aku
segera bangkit dan membangunkan Atin, bukan
karena melihat foto itu, tapi aku teringat ceritanya
kalau dia tinggal berdua dengan keponakannya
“ Atin...Atin...bangun, udah jam 7,.... Katamu
adikmu kerja shift 3, harusnya jam segini dia
pulang...”..
“eeeehmm.....” Atin menggeliat ..” hah..jam
berapa seakrang” Atin bergegas bangun..”
Sudah hampir jam 7” kataku...
Atin kemudian terdiam dan memandangi foto
pernikahannya lalu berkata ” Maafin aku yah
mas...”... seketika aku bangkit dan menuju
kamar mandi...
Ada perasaan kesal dan cemburu, walaupun
sampai detik ini pun aku masih belum tau apa
status hubungan kami, kata cinta dan sayang
belum sekalipun aku ucapkan..
Aku siramkan gayung berisi air dingin itu ke
kepalaku, mendinginkan pikiranku yang sesaat
kacau...
“tok..tok...tok....mas...mas... mas kenapa? Marah
yah” Atin mengetuk pintu kamar kamdi yang
aku kunci. “ Gak apa-apa kok, aku hanya mau
mandi” Sahutku .” Beneran gak apa-apa yah”
Tanya nya kemudian..” Iyah...aku hanya ingin
mandi..udah lengket keringet gak enak rasanya”
jawabku sambil menggosokan Sabun ke seluruh
badanku..
Sesaat suaranya menghilang, sampai aku selesai
mandi dan keluar dengan lilitan handuk, aku tak
menemukan Atin.
Tiba-tiba Atin muncul dari dari pintu depan,
membawa kantung plastic berisi belanjaan
sayur... “ Mas mandinya lama, jadi aku ke depan
belanja ini buat sarapan pagi” sambil
menunjukan sekantung penuh tas plastik berisi
belanjaan sayuran..” Muuuach maafin aku yah
mas kalau aku tadi keceplosan ngomong gitu di
kamar” tiba-tiba dia mengecup bibirku manja...
“oh iyah mas.. Dina keponakanku sms pulang
kerja dia ke rumah temannya, jam 11 siang baru
pulang” katanya kemudian “ Oh..gitu ya sudah
mandi sana, bau kecut banget juga pede banget
keluar belanja..” jawabku singkat. “ Tapi doyan
khan..” jawabnya sambil berlalu dan meremas
penisku yang masih layu dibalik handuk...”
Ihhh..kecil banget” kayaknya semalem kekar.”
godanya kemudian dan tangannya membuka
penutup handuk, diraihnya penisku yang mulai
mengembang tapi belum maksimal” Coba aku
pingin liat lagi full sizenya ach..” katanya
kemudian diraih penisku, dan di kecupnya
lembut, seketika penisku bangkit dan
memperlihatkan ukuran sebenarnya, tidak terlalu
besar sih standar ukuran indonesia saja, tapi
cukup tanggung untuk menghadapi perempuan
yang terlihat haus sex seperti Atin ini.
“Mmmff..hmm.”...suaranya mulutnya saat
mengisap penisku. Di jilatnya lembut dari kepala,
batang hingga kantung penisku..”
Acchh...tiiinnnnn....” aku hanya mengerang dan
tanganku berusaha meraih selangkangannya,
namun di tangkisnya “ Udah mas....kali ini aku
hanya mau mas saja yang dapat”.
“uughh..cuuurang...ehmm..” jawabku parau
karena merasakan sensasi sedotan mulutnya.
Terpaksa tanganku hanya bisa memegang
kepalanya dan mendorong maju mundurkan
kepalanya supaya posisi penisku pas di sudut
mulutnya”..eehhhmm..tin..enak.....ehhm...” tak
sampai 15 menit terasa ada yang mau keluar
daripenisku' “ehmm..tin..aku hampir
keluar”....dia hanya mengacungkan jempolnya
tanda oke saja dikeluarkan..”
aachmm...aachh..TTiin..aku keluar”..sesaat
kemudia terasa ada yg bergerak dari kantung
penisku menuju puncak kepala
menisku...serr..ser....seer...terasa 3 kali
spermaku keluar dari penisku, dan Atin tak
mempedulikan dan tetap mengisaphisap
penisku..” Augh...Tin..ngilu..Augh..” aku hanya
tersedak-2 menahan ngilu pasca orgasme. Atin
lalu menyudahi dengan sedotan panjang
terhadap penisku, sehingga tak setetspun
spermaku keluar dari mulutnya, semua di telan.”
hmm...enak..buat sarapan pagi he.he.he.he.”
tawanya pelan..” Udah sana mas mandi lagi, lalu
pakai baju, bentar lagi Dina kayaknya pulang, lalu
mas tiduran di depan yah, biar seolah mas dari
semalam tidur di depan” hmm...cerdik juga nih
otaknya” batinku...Aku lantas bergegas mandi
dan memakai pakaianku yang semalam, talu
tiduran di kasur tikar di depan tv di ruang depan,
dan ternyata aku benar-benar terlelap..


Adult | GO HOME | Exit
1/1162
U-ON

inc Powered by Xtgem.com